Rabu, 20 Desember 2023 10:05

Tanam Pohon di Lappa Laona, Dirjen Planologi KLHK Apresiasi Upaya PT Vale Rehabilitasi Lahan DAS

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Lahan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Hanif Faisol Nurofiq, menanam pohon pinus saat berkunjung ke Kawasan Bukit Lappa Laona, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Ahad (17/12/2023). (Foto: PT Vale Indonesia)
Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Lahan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Hanif Faisol Nurofiq, menanam pohon pinus saat berkunjung ke Kawasan Bukit Lappa Laona, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Ahad (17/12/2023). (Foto: PT Vale Indonesia)

PT Vale Indonesia mendapat apresiasi dari KLHK karena upaya rehabilitasi lahan dan daerah aliran sungai (DAS) hingga 10.000 hektare, termasuk di kawasan Bukit Lappa Laona di Sulawesi Selatan. Dalam kunjungannya, Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Lahan Lingkungan KLHK, Hanif Faisol Nurofiq, meninjau dan menanam pohon di area rehabilitasi, mengakui komitmen PT Vale dalam memenuhi kewajibannya untuk melestarikan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

RAKYATKU.COM, BARRU - PT Vale Indonesia sebagai salah satu perusahaan pemegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) mendapat apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Apresiasi itu atas upaya perseroan melakukan rehabilitasi lahan dan daerah aliran sungai (DAS) hingga 10.000 hektare untuk tahap pertama.

Apresiasi ini disampaikan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Lahan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Hanif Faisol Nurofiq, saat berkunjung ke kawasan rehabilitasi lahan dan DAS PT Vale di Kawasan Bukit Lappa Laona, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Ahad (17/12/2023). Hanif bersama rombongan mengecek lokasi rehabilitasi DAS dan dilanjutkan dengan penanaman pohon.

Sejumlah jajaran pejabat KLHK yang ikut, di antaranya Direktur Rencana Penggunaan dan Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan, Roosi Tjandrakirana; Direktur Pencegahan Dampak Lingkungan Usaha dan Kegiatan, Laksmi Widyajayanti; BPKH Wilayah VII Makassar, Maryuna Pabutungan; Kepala BPDAS Jeneberang, Saddang Abdul Azis; serta sejumlah pejabat lainnya. Dari perwakilan manajemen PT Vale dihadiri Direktur Strategic Permit, Budiawansyah, dan Direktur Environment and Permit, Zainuddin.

Baca Juga : PT Vale IGP Morowali Raih Penghargaan Indonesia Corporate Sustainability Award 2024

"Atas nama Kementerian Lingkungan Hidup, kami menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada teman-teman pemegang IPKKH atas kontribusinya memenuhi kewajibannya dengan melakukan rehabilitasi kawasan DAS," jelas Hanif.

Di kawasan bukit yang juga menjadi destinasi wisata andalan di Sulsel itu, Hanif menanam pohon pinus sekaligus melakukan inspeksi langsung terhadap keberhasilan tumbuh dari pohon-pohon yang telah ditanam PT Vale di sana.

PT Vale saat ini tengah menuntaskan tahap satu rehabilitasi lahan dan DAS di luar area konsesi dengan dengan total luas lahan hingga 10.000 hektare dan mengeluarkan anggaran Rp200 miliar. Sekitar 250 hektare di antaranya berada di Lappa Laona.

Baca Juga : PT Vale Perkuat Komitmen Iklim lewat Kemitraan Produksi Nikel Net-Zero di COP29

"Saya sempat berkeliling melihat langsung tegakan pohon yang telah ditanam PT Vale. Secara umum tanaman-tanaman ini cukup bagus, sudah 80 persen yang relatif tumbuh signifikan. Kita harap, terus dilakukan pemeliharaan setiap hari, dan juga pohon yang mati bisa disulam," ujarnya.

Hanif mengaku sudah cukup sering menerima laporan tentang keseriusan PT Vale dalam memenuhi kewajiban melakukan rehabilitasi DAS. Dia pun memilih datang ke Sulsel dan menempuh perjalanan darat lebih dari lima jam dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar menuju Lappa Laona untuk melihat langsung pohon-pohon yang ditanam PT Vale.

"Saya sudah membaca laporan bahwa PT Vale melakukan rehabilitasi lahan cukup bagus dan PT Vale ini punya kredibilitas yang sudah dikenal di level nasional. Informasi ini bukan dari satu dua orang saja sehingga kami mengapresiasi PT Vale bisa memenuhi kewajiban ini," tuturnya.

Baca Juga : Presiden Prabowo Saksi Kolaborasi USD1,4 Miliar PT Vale dan GEM Co. untuk Pabrik Nikel Net-Zero

Dia berharap PT Vale bisa menjadi contoh konkret bahwa hasil aktivitas ekstraksi sumber daya alam bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas lingkungan.

"Setelah ini, kita harap ada sinergi antara PT Vale dengan KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) dan masyarakat agar nanti setelah tanaman hasil rehabilitas DAS diserahkan kepada pemerintah, bisa dikelola pemerintah daerah dengan baik," harapnya.

Menurutnya, tidak sedikit lahan hasil rehabilitasi setelah diserahkan ke daerah tidak terkelola dengan baik pemerintah setempat karena keterbatasan anggaran dan personel.

Baca Juga : Kementerian ESDM Jadikan PT Vale IGP Pomalaa Teladan Praktik Pertambangan Berkelanjutan

Hanif memaparkan, salah satu manfaat penting dari rehabilitasi DAS di antaranya bisa membantu meningkatkan ekonomi dan kesejahteaan masyarakat. Dengan begitu, diharapkan pohon-pohon yang ditanam Lappa Laona bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke kawasan tersebut dan bisa memberi efek ekonomi ke masyarakat sekitar.

Saat ini, pemerintah punya target untuk menciptakan hutan baru seluas total 600 ribu hektare lahan di Indonesia, yang menjadi kewajiban para pemilik IPPKH.

"Dari total 1.308 IPPKH di Indonesia, total kewajiban lahan DAS yang harus direhab mencapai 608.000 hektare. Namun, upaya yang kita lakukan cuma sekitar 3.000-an per tahun," ungkapnya. Karena itu, penanaman pohon harus terus dilakukan tiap hari, sepanjang musim hujan, dan terus dipelihara dengan sungguh-sungguh.

Baca Juga : PT Vale Adopsi Diesel Terbarukan HVO, Kurangi Emisi Karbon hingga 70%

Direktur Strategic Permit PT Vale, Budiawansyah, menjelaskan komitmen penting PT Vale adalah melestarikan lingkungan. PT Vale, kata dia, hadir bukan hanya menambang, tetapi juga bagaimana memenuhi prinsip keberlanjutan.

"Komitmen kami ini juga telah ditegaskan dalam Conference of Parties (COP) ke-28 di Dubai, Uni Emirat Arab, kemarin. Ada sebanyak 118.000 hektare lahan konsesi tambang PT Vale di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utara. Namun cuma 48 persen yang kita tambang. Selebihnya kita jaga menjadi area konservasi,sehingga tetap lestari," jelasnya.

Budiawansyah menuturkan, PT Vale memiliki prinsip untuk mengganti lahan bukaan tambang dengan aksi rehabilitasi yang luasnya bisa sampai tiga kali lipat. "Artinya, kalau kita menambang lahan yang sudah direklamasi 10 hektare, maka kami ganti (rehabilitasi) 30 hektare," tuturnya.

Baca Juga : PT Vale Adopsi Diesel Terbarukan HVO, Kurangi Emisi Karbon hingga 70%

"Di Sulsel, rehabilitasi DAS sebanyak 10.000 hektare ini dilakukan di 13 kabupaten, yaitu Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Pinrang, Soppeng, Bone, Barru, Maros, Gowa, Takalar, Luwu Timur, Luwu Utara, dan Luwu," lanjutnya.

Lahan tersebut sedang melewati proses penyerahan ke KLHK. Prosesnya sudah tahap P2 atau pemeliharahan akhir dan serah terima penilaian keberhasilan.

Saat ini PT Vale sedang melanjutkan ke tahap kedua. Prosesnya sudah masuk pada penetapan wilayah dengan total luas lahan 4.230 hektare.

Baca Juga : PT Vale Adopsi Diesel Terbarukan HVO, Kurangi Emisi Karbon hingga 70%

"Selain itu, PT Vale memiliki wilayah rehabilitasi DAS di Provinsi Jawa Barat seluas 435 hektare yang tersebar di Kabupaten Sumedang 191 hektare, Kabupaten Tasikmalaya 209 hektare, dan Kabupaten Pangandaran seluas 35 hektare. Penanaman pohon sebanyak 100.000 bibit telah dilakukan sejak awal 2023 di lahan seluas 190 hektare," bebernya.

#KLHK #PT Vale Indonesia